Nama lengkap | Amsterdamsche Football Club Ajax NV | ||
---|---|---|---|
Julukan | de Godenzonen (anak-anak Tuhan), Ajacieden, de Joden (Yahudi), de Amsterdammers (warga Amsterdam) | ||
Didirikan | 18 Maret 1900 | ||
Stadion | Amsterdam ArenA Amsterdam, Holland Utara, Belanda (Kapasitas: 52.960[1]) | ||
Ketua | Uri Coronel | ||
Manajer | Frank de Boer | ||
Liga | Eredivisie | ||
2009–2010 | Eredivisie, ke-2 | ||
| |||
Prestasi
- 30 Eredivisie: 1917-18, 1918-19, 1930-31, 1931-32, 1933-34, 1936-37, 1938-39, 1946-47, 1956-57, 1959-60, 1965-66, 1966-67, 1967-68, 1969-70, 1971-72, 1972-73, 1976-77, 1978-79, 1979-80, 1981-82, 1982-83, 1984-85, 1989-90, 1993-94, 1994-95, 1995-96, 1997-98, 2001-02, 2003-04, 2010-11
- 18 Piala Belanda (KNVB): 1917, 1943, 1961, 1967, 1970, 1971, 1972, 1979, 1983, 1986, 1987, 1993, 1998, 1999, 2002, 2006, 2007, 2010
- 7 Johan Cruijff Shield: 1993, 1994, 1995, 2002, 2005, 2006, 2007
- 2 Piala Interkontinental: 1972, 1995
- 4 Piala Champions: 1971, 1972, 1973, 1995
- 1 Piala Winners: 1987
- 1 Piala UEFA: 1992
- 2 Piala Super Eropa: 1973, 1995
Sejarah
Sejak didirikan pada 1900, Ajax memasuki periode keemasan pada periode 1970-an. Saat masih ditangani Rinus Michels dan diperkuat Dua Belas Rasul-nya, Ajax merajai Eropa dengan menjuarai Liga Champions tiga tahun berturut-turut pada rentang 1971-1973.Ajax kemudian dikenal dengan sistem pembinaan pemain muda yang handal dan terus melahirkan pemain-pemain berbakat dari dalam maupun luar Belanda. Seakan tiada habisnya, Ajax terus mengekspor para pemain terbaiknya, mulai dari Marco van Basten, Dennis Bergkamp, hingga Patrick Kluivert.
Setelah para pemain muda Ajax kembali mengejutkan Eropa dengan menjuarai Liga Champions 1995, masa keemasan Ajax kembali pudar. Butuh waktu untuk kembali merajai Benua Biru. Tapi, sebagai langkah pertama, Ajax harus merengkuh gelar Eredivisie yang belum lagi didapat sejak musim 2003/04 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar